Saturday, February 20, 2010

Choose Your Love♥, Love♥ Your Choice

Confirmatio Vitae_Yustinus Pulung Wismantyoko
“Untuk Melakukan kebenaran kita harus tabah dan merelakan apa yang kita inginkan. Termasuk impian kita”.
-Bibi May “The Spiderman 2”-

Choose Your Love♥, Love♥ Your Choice
Pada retret electio MM 2 lalu di Sangkal Putung, Klaten, aku telah memilih cintaku. Aku memilih imam sebagai my way of living, my love, my choice. Masih terekam jelas dalam benakku, bagaimana dinamika yang harus aku jalani untuk akhirnya memutuskan pilihanku itu. Dalam retret itu aku diajak untuk menghadirkan kembali pengalaman dicintai dan mencintai Allah. Mengutip kata-kata fr. Kurnia, “Allah mencintai manusia TANPA SYARAT! Allah mencintai manusia bukan karena DOING apa, bukan juga karena HAVING, tapi karena aku BEING Allah mencintaiku. Jadi, bukan karena apa yang aku miliki Allah mencintaiku, tapi karena memang Allah telah mencintaiku sejak semula dengan demikian aku harus membalas cintaNya. Semua sesi yang telah aku jalani itu sungguh-sungguh telah membantuku untuk menyadari keberadaanku. Akhirnya setelah pembersihan diri lewat pengakuan dosa, aku memutuskan panggilanku untuk menjadi imam! Saat itu aku begitu yakin bahwa kehendak Allah yang terjadi padaku.
Retret electio itu adalah langkah pertamaku. Aku diajak untuk mengenali motivasi panggilanku, mengenali kehendak Allah dan akhirnya CHOOSE MY LOVE. Langkah selanjutnya adalah LOVE MY CHOICE. Aku mencintai pilihanku….ini soal komitmen. Ya…panggilan itu tidak lebih dari komitmen atas cinta yang telah dipilih, komitmen atas suara hati dan tentunya komitmen atas kehendak Tuhan sendiri.
Aku menyadari bahwa panggilan itu seperti layaknya hidupku yang dinamis. Panggilan itu dinamis, kadang ada di atas kadang ada di bawah, kadang begitu berkobar kadang juga kering, garing…kriuk. Perjuanganku mencintai panggilan itu pun tidak mulus-mulus terus, ada kalanya terasa sangat membara namun disaat lain terasa loyo dan tak berdaya. Dinamika memang aku alami dalam perjuanganku untuk setia pada komitmen itu. Love my choice! Kabar baiknya adalah dalam keadaan hiburan rohani, ketika aku sungguh dekat dan merasakan panggilan dan cinta Tuhan, aku percaya bisa memutuskan secara benar. Benar! Benar karena dalam situasi konsolasi aku tidak lagi dipengaruhi godaan-godaan, bersih dari godaan, sehingga apa yang menjadi keputusanku aku percaya itu adalah kehendak Tuhan.
Sekali lagi, aku terus menekankan dalam diriku bahwa panggilan itu tak lebih dari komitmen. Seperti kata Romo Kristi Pr, Point of No-Return, titik di mana kita tak lagi bisa berbalik, aku ingin terus menghayati semangat yang aku rasakan setiap kali mengingat motivasi awalku masuk seminari. Mungkin aku terlalu naïf kalau mengatakan kesempatan ini sebagai Point of No-Returnku tapi cukuplah kalau aku bisa menjadi setia pada panggilanku setiap hari. Aku tidak mau menikmati kebahagiaan rohani ini sendiri. Aku bener-bener terdorong oleh semangat gede untuk membagikan kebahagiaan rohaniku ini kepada sebanyak mungkin orang. Maka, aku akan semakin menghayati panggilan seorang Yesuit sebagaimana telah aku putuskan dalam wawanhati dengan Romo Priyo Pr. Yesuit itu pendosa namun menyadari dipanggil Tuhan ….wah gue banget tuh! Aku akan berjuang menjadi setia dan komit dengan cinta yang telah aku pilih ini: YESUIT! Choose your love, love your choice..
Yesuit itu Pendosa, Wah Gue Banget tuh..!
Retret Medan Utama 11-14 November 2009 di Parakan merupakan “batu besar” sebagai titik tolak untuk menyiapkan perjalanan hidupku selanjutnya. Pada hari pertama retret aku langsung dihadapkan pada sebuah pertanyaan yang membuka semua rahasia panggilanku: “Pernahkah aku berjumpa dengan Tuhan dalam hidupku? Di mana? Kapan?
Pertanyaan ini begitu menohok sampai ke inti diriku: Pernahkah aku berjumpa denganNya? Dihantar dengan kisah perjalanan dua murid ke Emaus, aku menjelajah ruang-ruang batinku… kisah-kisah hidupku dalam refleksi harianku. Sama seperti Yesus yang menampakkan diri kepada kedua murid yang kecewa itu, aku menemukan titik-titik perjumpaanku dengan Tuhan dalam keping sejarah panggilan yang aku tulis setelah retret electio lalu. Seketika aku menyadari bahwa ternyata Yesus selalu menemaniku namun terkadang aku tak menyadarinya. Aku ingat puncak dari perjumpaan itu terjadi tepat pada tanggal 5 Maret 2009 ketika aku memutuskan panggilan hidupku. Saat itu merasakan kehadiran Tuhan yang begitu nyata dalam doa dan refleksiku. Memang aku tidak mempunyai anugerah untuk melihat hal-hal mistik, namun aku percaya akan Tuhan yang selalu hadir dalam doa dan sejarah hidupku. Aku percaya walau aku belum pernah melihat secara kasat mata. Aku percaya Yesus yang hadir dalam suara hatiku selama ini!
Dinamika retret mengantarku untuk mengalami dan menghadirkan kembali kisah kasih aku dan Yesus. Aku menyadari bahwa hidupku selama ini adalah rangkaian kisah antara aku dan Dia, sebuah kisah cinta. Pada hari kedua aku diajak untuk menyadari dan merasakan cinta Tuhan melalui keluargaku. Tuhan mencintaiku lewat pengalaman kasih keluargaku. Segala kenangan masa kecil bersama keluarga itu tak akan dapat aku lupakan seumur hidupku. Masa ketika aku bergitu tergantung dengan bantuan orang tua hingga kini ketika aku mulai beranjak dewasa adalah sebuah kisah cinta aku dan Dia. Saat itu aku melihat Tuhan yang hadir dalam suka duka hidupku, Tuhan yang memeluk sisi gelapku dan Tuhan yang mencintai kelemahanku.
Renunganku atas cinta Tuhan itu memuncak pada cinta Tuhan kepadaku dalam berbagai pengalaman kedosaanku. Aku ingat sebuah brosur yang berjudul Yesuit itu pendosa. Brosur itu menginsipirasiku untuk bertolak lebih ke dalam diriku. Aku menyadari aku adalah lelaki yang penuh dengan dosa. Begitu banyak dosa yang sempat membuatku lupa akan cinta Tuhan. Namun aku selalu dimampukan untuk kembali bertobat. Tuhan itu seperti Bapa yang baik dalam kisah Anak yang Hilang yang selalu merindukan manusia kembali dalam pelukan kasihnya. Sudah diampuni segala dosaku saja aku sudah senang…apalagi dipanggil, sama sekali tidak pernah tebanyang olehku. Tuhan tidak hanya mengampuni segala dosaku, namun juga memanggilku! Pengalaman kedosaan ini semakin memurnikan panggilanku, membantuku untuk melihat panggilan secara lebih realistis.
Yesuit itu Pendosa, namun dipanggil!!
Melihat hidup faktualku selama ini rasa-rasanya Yesuit itu kok gue banget ya. Retret confirmatio ini semakin menegaskan pilihanku. Aku semakin dimampukan untuk memantapkan diri atas pilihan yang telah aku putuskan. Aku telah memilih cintaku, kini tiba saat ketika aku mencintai pilihanku itu. CHOOSE YOUR LOVE. LOVE YOUR CHOICE!!!
-AMDG-



copyright©theTMProduction
2009

No comments: